Sabtu, 17 Desember 2011

JADI PENDIDIK KREATIF DAN INSPIRATIF - By DION EPRIJUM GINANTO

Buku dengan judul JADI PENDIDIK DAN INSPIRATIF karangan Dion Eprijum Ginanto ini bacaan wajib untuk guru, calon guru, orang tua dan siapa pun yang mencintai pendidikan dan benar-benar ingin menjadi pendidik sejati.
Nama-nama penyakit yang biasa menjangkiti para pendidik, dituliskan dalam singkatan-singkatan unik. Begitu juga dengan obat-obat penawarnya, disingkat dengan menggunakan nama yang unik. 
 Buat kita-kita sebagai calon pengajar, saya sarankan tuk membaca buku ini. Isinya menarik, dan dapat memotivasi diri kita untuk menjadi seorang calon pendidik yang lebih baik.
Berikut akan saya sajikan sedikit isi dari buku karangan Dion E.G. ini....

TBC VS KINA
(Tidak Banyak Cara vs Kreatif, Inovatif, dan Aplikatif)

Guru yang mengidap penyakit TBC umumnya tidak memiliki jiwa pengajar dan pendidik. Mereka menjalankan tugas hanya untuk mendapatkan gaji belaka. Sehingga dalam mengajar sang guru tidak banyak tahu tentang murid. Seyogyanya seorang guru adalah sosok yang mempunyai beribu-ribu cara dalam mengajar, bukan sebaliknya. Ironisnya lagi, terkadang guru mati kutu, terpaku, dan gugup karena tidak tahu apa yang harus disampaikan di depan kelas.
Ada juga guru yang nyerocos untuk menyampaikan materi, namun tiba-tiba ia kehabisan topik yang harus dijelaskan. Seluruh materi sudah selesai diterangkan tetapi waktu masih panjang, akibatnya siswa yang dikorbankan. Marah dan omelan biasanya dilakukan untuk menutupi kekurungan guru. Ini semua dapat dieliminasi jika guru mempunyai banyak metode atau cara mengajar.

Kasus lain, ada sebagian guru yang dalam mengajarnya sangat serius sehingga terkesan monoton. Apa yang diterangkan adalah apa yang sudah dihafalnya berpuluh-puluh tahun. Ketika masuk kelas, sang guru tidak membawa selembar kertas pun. Semua materi yang akan diajarkan sudah siap berada di dalam otaknya, dan dapat di recall sewaktu-waktu dibutuhkan. Kasus seperti ini biasanya terjada pada (maaf) guru senior yang sudah lebih belasan tahun mengajar. Masuk ke dalam kelas, kemudian memberikan materi dengan cara mendikte kepada siswa kemudian memberikan tugas, begitu seterusnya, siklus mengajar tersebut akan terus berulang.

TBC (Tidak Banyak Cara)
Tidak sedikit guru yang mengajar hanya menggunakan cara yang itu-itu saja dari tahun ke tahun. Padahal di era global seperti saat ini, sudah seharusnya guru mengadopsi metode-metode pengajaran inovatif, yang terbarukan, dan selalu mengikuti perkembangan teknologi dan informasi. Guru yang tidak dapat mengikuti perkembangan informasi dan teknologi bisa dijauhi siswanya, karena dianggap kolot dan tidak nyambung.
Guru yang berpenyakit TBC selalu mengaplikasikan pendekatan pengajaran Teacher Centered Learning (TCL), dimana guru adalah sebagai pusat atau sumber ilmu yang akan diberikan kepada siswa. TCL menempatkan siswa sebagai pihak pasif yang tidak dilibatkan dalam proses aktualisasi diri di dalam kelas. sebaliknya, guru tidak pernah mau berkenalan dengan SCL (Student Centered Learning) yang memposisikan siswa sebagai pihak aktif dalam proses pembelajaran. Siswa diharapkan dapat terlibat secara aktif mulai dari pra in dan pasca kelas. Tapi tidak perlu khawatir, karena TBC dapat diobati dengan mengkonsumsi pil KINA.

KINA (Kreatif, Inovatif, dan Aplikatif)
Guru yang mengidap penyakit TBC, dianjurkan dapat mengkonsumsi obat KINA. Meskipun KINA rasanya pahit, namun KINA diyakini dapat menyembuhkan penyakit TBC. Dalam obat KINA, kandungan yang pertama adalah Kreatif. Menjadi guru yang kreatif memang tidak mudah, namun demikian yakinlah jika guru sudah ber-azzam untuk kreatif dalam menemukan cara-cara atau metode dalam mengajar, ia akan menjadi guru favorit yang akan selalu dirindukan siswa di kelas.
Kreatif maksudnya, guru dapat mencari cara mengajar yang belum pernah dipikirkan oleh seorang guru lain di sekolah. Guru yang kreatif adalah mereka yang tidak mengeluh dengan keterbatasan sekolah dan keterbatasan siswa, namun sebaliknya dapat mengubah keterbatasan menjadi peluang-peluang yang bisa meningkatkan kualitas mengajar.
Inovatif, artinya ia harus dapat membuat mata pelajaran selalu terasa baru. Ia selalu menciptakan inovasi-inovasi baru yang membuat siswa tidak akan merasa bosan. Inovasi pengajaran yang baru hanya akan bisa didapat jika guru rajin bertanya, membaca dan bereksperimen. Kita patut bersyukur akhir-akhir ini banyak guru yang dapat menemukan dan membuat aplikasi pengajaran menggunakan software komputer. Sebagai guru yang bersifat inovatif, kita harus mempunyai rasa iri untuk keberhasilan mereka, seraya mencoba untuk menciptakan hal serupa.
Aplikatif maksudnya, banyak sekali guru yang mahir dalam hal teori, namun tidak mampu menyampaikan dengan lebih rill untuk siswanya. selidik punya selidik, penyebab utamanya adalah mereka kurang mampu menyederhanakan materi untuk disulap menjadi sesuatu yang aplikatif dan langsung dapat "disentuh" oleh siswa. Contohnya belajar matematika, saya sendiri sampai sekarang tidak tahu mengapa saya dulu harus mempelajari perkalian x, y, atau cos, sinus dan lain-lainnya. Hal ini dikarenakan ketika saya bertanya kepada guru tentang apa fungsi dari rumus-rumus itu dalam sehari-hari, sang guru tidak bersedia menjawab dan malah marah-marah kepada saya. Akibatnya saya sampai sekarang tidak tertarik untuk mempelajari matematika. Akan lebih arif jika guru dapat memberikan contoh aplikatif dalam kehidupan sehari-hari pada setiap materi yang mereka ajarkan.
...

Masih banyak lagi jenis-jenis penyakit para pendidik yang dipaparkan dalam buku ini. Semuanya dijelaskan dengan jelas, disertai juga dengan obat-obat dalam mengatasi penyakit-penyakit tersebut. Selain itu, di dalam buku ini juga terdapat cerita-cerita pengalaman pribadi dari penulis. Benerannnn dehhh...ini buku cocok banget buat kita yang sebagai calon pendidik anak bangsa. Bagi yang penasaran...silahkan mencari buku "JADI PENDIDIK KREATIF DAN INSPIRATIF" karangan Dion Eprijum Ginanto, ditoko-toko buku kesayangan anda^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar